Menteri Trenggono Mau Sektor Perikanan Jadi Penopang Ketahanan Pangan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI) tahun 2023, Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 113 negara. Indeks ketahanan pangan Indonesia pada tahun 2022 adalah 60,2, naik 1,69% dibandingkan tahun 2021.
Sementara itu dalam konteks ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4, setelah Singapura (peringkat 1), Malaysia (peringkat 2), dan Brunei Darussalam (peringkat 3).
“Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan indeks ketahanan pangan menjadi 70 pada tahun 2024,” ungkap Trenggono saat membuka Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Menurut Trenggono, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi indeks ketahanan pangan seperti ketersediaan pangan, aksesibilitas pangan, dan Keamanan pangan. Salah satu solusi yang bisa didorong dan dikedepankan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia adalah dengan memaksimalkan sumber kas138 daya kelautan dan perikanan.
“Potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia dapat menjadi salah satu alternatif diversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Hal tersebut dipandang penting, mengingat Indonesia memiliki kekayaan sumber daya Kelautan dan perikanan yang melimpah dan perlu dikelola secara berkelanjutan,” tuturnya.
Bukan hanya sekadar untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, memaksimalkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan juga mampu mengerek industri makanan laut. Sehingga ujungnya bisa meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Kesadaran masyarakat akan manfaat makanan laut telah membantu industri makanan laut berkembang, sehingga permintaan ikan secara global pun meningkat,” sebutnya.