Harga Emas Stagnan Jelang Tahun Naga Kayu, Begini Ramalan ke Depan
Harga emas bergerak stagnan di tengah keraguan investor dan pelaku pasar akan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Harga emas pada perdagangan Jumat (9/2/2024) ada di posisi US$2.033,31 per troy ons atau menguat 0,006%.
Pedagang dan investor emas mengamati dengan cermat pembelian konsumen di China seiring dengan bersiapnya pasar logam mulia terbesar di dunia untuk merayakan Tahun Baru Imlek (Chinese New Year/CNY).
Kendati merupakan tradisi untuk membeli emas menjelang festival tahunan, ada sejumlah faktor unik yang dapat menyebabkan penjualan emas untuk kejutan liburan Tahun Baru Imlek tahun ini.
Tahun Baru akan jatuh pada hari Sabtu, 10 Februari tahun ini, mengawali tahun Naga Kayu, dengan para pekerja China menikmati hari libur pada tanggal 10-17 Februari.
Menurut konsultan Metals Focus yang berbasis di China, sebuah perusahaan logam mulia independen, Tahun Baru ini adalah tahun yang rumit untuk diketahui dalam hal penjualan emas, karena ada beberapa elemen yang tidak biasa yang berperan.
“Tahun Naga biasanya akan memberikan peningkatan besar pada permintaan perhiasan, karena ini adalah waktu yang sangat menguntungkan,” kata mereka kepada Kitco News.
“Selain itu, minat terhadap perhiasan emas di tingkat konsumen di China secara umum cukup baik, hal ini didukung oleh selera/fashion yang disukai, minat konsumen terhadap perhiasan yang bersifat kuasi-investasi, konsumen muda yang menyukai emas,” dan faktor-faktor pendukung lainnya.
Konsultan Metals Focus juga melihat adanya “hambatan yang cukup besar” terhadap pembelian emas oleh konsumen di negara tersebut, termasuk “kondisi perekonomian China yang menantang.”
Tidak sampai disitu, Analis dari Blue Line, Phillip Streible, mengatakan harga emas labil cenderung stagnan karena pelaku pasar masih belum melihat kejelasan kebijakan The Fed ke depan.